Ayo Kita Diskusikan (43)
TUGAS IPA
NAMA KELOMPOK :
- Amalia Hertati Sasmita/04
- Nur Iqlima Alifatunnisa/22
Pendahuluan :
Tubuh memiliki sistem tersendiri untuk mengatur kondisinya .Didalam tubuh terdapat sistem untuk mengeluarkan zat sisa.sistem tersebut disebut sistem ekskresi.
Organ yang berkaitan dan mengatur sistem eksresi adalah :
A. SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. zat sisa metabolisme pada makhluk hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya.
Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Defekasi: proses pengeluaran sisa-sisa makanan yang disebut feses dan dikeluarkan melalui anus.
2. Ekskresi: pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa metabolisme dan dikeluarkan bersama urin, keringat dan udara pernafasan
3. Sekresi: proses pengeluaran getah oleh sel dan kelenjar. Getah yang dikeluarkan masih berguna untuk proses faal di dalam tubuh. Getah ini biasanya mengandung enzim.
Zat makanan yang banyak dikonsumsi manusia adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Setelah mengalami metabolisme dalam tubuh, zat-zat tersebut menghasilkan energi dan sisa. Lebih jelasnya simak uraian berikut!
1. Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat akan menghasilkan energi dan zat sisa berupa H2O dan CO2. CO2 dan H2O diangkut oleh darah dan selanjutnya dikeluarkan tubuh melalui paru-paru, ginjal dan kulit berupa CO2, urin, dan keringat
2. Matabolisme Protein
3. Metabolisme lemak
ORGAN-ORGAN EKSKRESI PADA MANUSIA
Tempat pembuangan zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh disebut dengan organ-organ ekskresi. Organ-organ ekskresi meliputi :
1. GINJAL
a. Fungsi ginjal:
1) Mengekskresikan zat-zat buangan (waste product) seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan lain-lain.
2) Menjaga keseimbangan air dengan cara:
a) Air dibuang bila pemasukan banyak.
b) Mengurangi pengeluaran bila pemasukan sedikit.
3) Menjaga tekanan osmosis dengan cara:
a) Mengatur ekskresi garam-garam mineral yang berlebihan.
b) Membatasi ekskresi garam bila pemasukan sedikit.
4) Menjaga pH darah dan cairan tubuh yang lainnya.
b. Struktur ginjal
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati.
Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal).
Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron.
Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus.
Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.
Tubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694)
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Urine penderita diabetes miletus mengandung glukosa.
c. Proses Pembentukan Urine
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1) Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh antara lain asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2) Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3) Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Proses augmentasi terjadi penyerapan air dan penambahan zat-zat seperti ion H+, K+, kreatinin dan urea dalam urin sehingga urin hanya berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna lagi. Melalui proses augmentasi inilah akan terbentuk urin yang sesungguhnya. Urin ini akan dikumpulkan melalui pembuluh pengumpul (tubulus kolektivus) ke rongga ginjal kemudian dialirkan ke kandung kencing atau vesika urinaria, melalui saluran ureter. Di dalam kandung kencing, urin mengalami penampungan sementara di sana. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Setelah itu, urin akan dikeluarkan melewati saluran uretra menuju lubang seni. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Untuk memahami ketiga proses itu, lihat dan cermati gambar di bawah ini
Kadang-kadang ditemukan kasus pada urin seseorang terkandung protein. Jika hal demikian terjadi, bagian manakah dari ginjal yang tidak dapat berfungsi dengan baik? Sudah dijelaskan di atas bahwa protein tidak berada pada urin primer sehingga ketika terjadi penyaringan pada kapsul Bowman, bagian glomerulus tidak berfungsi dengan baik.
Setiap hari sekitar 1700 liter darah masuk ke ginjal. Dari volume darah itu, menyebabkan cairan masuk pada nefronkurang lebih 170 liter. Dari 170 liter cairan itu, sebesar 168,3 liter di antaranya diserap kembali oleh ginjal, sedangkan sisanya sebanyak 1,7 liter akan dikeluarkan dalam bentuk urin.
d. Komposisi Urin
Urin merupakan zat buangan sisa metabolisme. Zat-zat yang terkandung di dalam urin antara lain seperti berikut.
1) Ureum
Ureum merupakan hasil akhir dari metabolisme protein. Ureum berasal asam amino yang tidak mengandung asam amoniak lagi, karena amo-niaknya sudah dipindahkan ke hati. Ureum disekresikan rata-rata 30 gram per hari.
2) Kreatin
Kreatin merupakan zat hasil buangan dari otot.
3) Asam urat
Asam urat memiliki kadar normal dalam darah kurang lebih 2–3 mg setiap 100 cc. Dari jumlah asam urat di atas sekitar 1,5–2 mg akan dikeuarkan melalui urin setiap hari.
4) Natrium klorida (garam dapur)
Garam seperti natrium dan kalium klorida masuk ke dalam tubuh melalui makanan, untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut maka zat ini akan dikeluarkan melalui urin.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Urin
Urin terbentuk di dalam tubuh untuk membuang sisa-sisa zat meta- bolisme yang tidak berguna. Namun demikian, pembentukan urin sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik bagian eksternal maupun internal, antara lain seperti berikut.
1) Jumlah air yang diminum
Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak. Hal ini dapat Anda amati pada tubuh Anda sendiri. Coba lakukan aktivitas banyak minum dan sebaliknya sedikit minum. Amatilah pengaruhnya terhadap jumlah dan warna air kencing! Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan air kencing akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabila sedikit air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna lebih kuning
2) Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah. Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka pengeluaran urin semakin banyak.
3) Konsentrasi hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin. Kasus ini terjadi pada orang yang menderita kencing manis. Coba analisislah mengapa penderita kencing manis sering buang air kecil?
4) Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
5) Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
6) Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.
7) Minuman alkohol dan kafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika. Coba ingat kembali fungsi hormon ini! Seseorang yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air kencingnya akan meningkat.
f. Kelainan pada Ginjal
Pada uraian di depan telah dijelaskan bahwa ekskresi penting dilakukan oleh tubuh kita. Akan tetapi, akibat faktor-faktor tertentu, proses ekskresi pada ginjal dapat mengalami gangguan. Beberapa jenis gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi adalah sebagai berikut.
1) Diabetes Melitus
Pada penderita ini, dalam urinnya mengandung gula. Mengapa terjadi demikian? Di dalam tubuh penderita diabetes melitus, terdapat kadar hormon insulin yang menurun. Masih ingatkah Anda apa fungsi hormon insulin? Akibat berkurangnya hormon insulin, maka darah akan banyak mengandung glukosa. Glukosa dalam darah yang berlebihan tidak semuanya mampu direabsorbsi sehingga masih ikut bersama urine.
2) Diabetes Insipidus
Penyakit ini disebabkan karena jumlah ADH dalam tubuh seseorang menurun. Coba ingat kembali fungsi ADH yang sudah dijelaskan di depan! Penderita penyakit ini akan sering buang air kecil, bisa mencapai 20 - 30 kali lebih banyak dari orang sehat.
3) Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk dari kalsium dan asam urat. Pemicu penyakit ini antara lain karena sedikit minum dan sering menahan kencing, sehingga zat tersebut akan mengendap. Selain itu, penyakit batu ginjal juga dapat disebabkan akibat kelainan dalam metabolisme tubuh. Batu ginjal ini biasanya berada di dalam ginjal atau kandung kencing.
4) Albuminuria
Penyakit ini disebabkan akibat adanya kerusakan alat-alat filtrasi pada ginjal, sehingga urin masih mengandung senyawa albumin atau protein.
5) Anuria
Anuria merupakan penyakit akibat adanya kerusakan pada glomerulus. Coba jelaskan, apa yang terjadi jika glomerulus rusak? Ingat kembali fungsi glomerulus! Oleh karenanya, urin tidak dapat diproduksi.
6) Nefritis
Penyakit nefritis disebabkan adanya infeksi bakteri tertentu pada glomerulus, akibatnya glomerulus akan mengalami gangguan. Pada keadaan ini, filtrat banyak mengandung protein, sehingga urin masih mengandung protein. Selain itu, ureum yang seharusnya terbuang, akan masuk kembali ke dalam darah dan akibatnya penyerapan air terganggu. Akhirnya, air akan tertimbun pada kaki sehingga menyebabkan kaki membengkak yang disebut edema. Apabila terjadi kelainan pada ginjal yang menyebabkan disfungsi ginjal atau gagal ginjal maka seseorang harus menjalani cangkok ginjal atau melakukan cuci darah untuk mengganti fungsi ginjal.
Perhatikan skema pengaturan pembentukan urin di bawah ini!
2. HATI
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk dari perombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak. Perhatikan skema di bawah ini!
Fungsi hati :
· Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
· Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
· Menawarkan racun Membentuk protombin dan fibrinogen
· Membentuk albumin dan globulin
· Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
· Tempat pembentukan urea
· Menghasilkan empedu
· Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
3. KULIT
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
1. Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat) dan hipodermis Lapisan ini banyak mengandung lemak (jaringan ikat bawah kulit).
2. Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
· mengeluarkan keringat
· pelindung tubuh - menyimpan kelebihan lemak
· mengatur suhu tubuh, dan
· tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet
3. Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal
sumber :http://aryaldora.blogspot.co.id/2012/03/sistem-eksresi.html
Komentar
Posting Komentar